Prinsip-Prinsip & Metode Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan | prakaryawirausahaan
September 21, 2015
Add Comment
A. Prinsip
Pembelajaran
Prinsip prakarya dan
kewirausahaan adalah karya yang mempunyai nilai keterjualan oleh karenanya karya tersebut harus memenuhi
standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta
bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan logika matematis maupun
pengetahuan estetis. Secara garis besar dapat dilakukan melalui: (1) -
Mengamati lingkungan sekitar baik sik maupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi
(pencarian), eksperimentasi (percobaan) dan eksperiensi (memperoleh pengalaman),
melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya, meneliti berbagai
objek alami maupun buatan (artisial) dengan kunjungan lapangan, kajian pustaka,
dan mencipta karya visual; (2) - Mendorong keingintahuan peserta didik setelah
melakukan pengamatan
berbagai gejala alami, artisial
maupun sosial dengan merumuskan pertanyaan berdasarkan kaitan, engaruh, dan kecenderungannya; (3) Mengumpulkan data dan menciptakan karya dengan
merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identikasi, menentukan
indikator keterjualan, kelayakan penampilan (estetik-ergonomis) dengan
melakukan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan gejala preferensi pasar
(marketable) sebagai inspriasi menciptakan karya;(4) Menampilkan kembali hasil ciptaannya secara
oral dan karya secara protofolio berdasarkan hasil olahan secara pribadi,
kelompok maupun projektif sehingga mempunyai nilai keterjualan serta mempunyai
wawasan pasar yang sesuai
dengan lingkungan daerah maupun nasional. (5) -
Merekonstruksi karya Prakarya secara teknologi, seni dan ekonomis (esiensi dan
efektivitas) yang dapat dimanfaatkan untuk mengapresiasi karyateknologi
terbarukan dan keterjualan.
B. Metode
Pembelajaran
Pengalaman belajar yang paling efektif
adalah apabila peserta didik/seseorang mengalami/berbuat secara langsung dan
aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi peserta
didik untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra
yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman
pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama
pendidik/guru adalah mengondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat
menstimulasi atau merangsang indra dan keingintahuan peserta didik. Hal ini
perlu didukung dengan
pengetahuan guru akan
perkembangan psikologis peserta didik dan kurikulum di mana keduanya harus
saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar
peserta didik di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik di kelas
secara umum, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
Pendidik/guru hendaknya menyiapkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan
mental peserta didik secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti: kegiatan
mengamati, bertanya/ mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatanmental lainnya. Guru
hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha
peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna.
Selain itu, guru perlu mendorong
peserta didik supaya peserta didik berbuat/berpikir lebih baik,misalnya melalui
pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ sikap ingin tahu dan sikap
kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar
peserta didik terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat.
Beberapa
model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan
acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain seperti berikut.
1. Model Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi
(collaboration learning) menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan
memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan
keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat
diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim
quiz.
2. Model Pembelajaran Individual
Pembelajaran individu (individual
learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat
berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat
diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri
proses. Prakarya dan Kewirausahaan
3. Model Pembelajaran Teman Sebaya
Beberapa ahli percaya bahwa satu mata
pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu
mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya (peer learning)
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan
baik. Pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang
dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar
melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan
lembar kerja, dll.
4. Model Pembelajaran Sikap
Aktivitas belajar afektif (aective
learning) membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan
sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini
didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta
didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja
atau bahan dipergunakan, penilaian diridan teman, demonstrasi, mengenal diri
sendiri, posisi penasihat.
5. Model Pembelajaran Bermain
Permainan (game) sangat berguna untuk
membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau
kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas. Dengan latihan
lucu, tertawa, atau tersenyum, peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan
yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar
peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak
kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel di punggung lawan, teka-teki,
sosio drama, dan bermain peran.
6. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok
(cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar
karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan
sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan
antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran.
7. Model Pembelajaran Mandiri
Model pembelajaran mandiri
(independent learning) peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan mereeksikan
keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi
presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan
alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modi‑kasi dan imitasi, reeksi
karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang
diberikan (pertanyaan-inquiry, penemuandiscovery, penemuan kembali-recovery).
8. Model Pembelajaran Multimodel
Pembelajaran multimodel dilakukan
dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya
satu model. Metode yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modikasi,
simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study),
integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.
0 Response to "Prinsip-Prinsip & Metode Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan | prakaryawirausahaan"
Post a Comment