Kekuatan dan Pelaku dalam Perekonomian Global | prakaryakewirausahaan

KEKUATAN DAN PELAKU DALAM PEREKONOMIAN GLOBAL


Ekonomi liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. 
    Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas atau kebebasan. 
     Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal. 
     Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.      
       Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal: Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow. 
      Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi, efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 
     Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di negara berkembang secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori liberal sering menghancurkan nilai lokal, terdisional dan peran agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung.    Ekonomi Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat. 
     Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction). 
    Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk seluruh penduduk. 
     Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan. Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. 
     Beberapa contoh pendekatan teori Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan keadilan sosial. 
      Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi.   Dengan adanya kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif struktural baik dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis), kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang. Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalami self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana. Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar. 
      Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berpusat pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana dalam pengelolaan sumberdayanya lebih diperankan oleh rakyat sendiri secara bersama dan swadaya dalam kegiatan ekonominya. Menurut Prof. Mubyarto, sistem ekonomi kerakayatan ini didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, kedaulatan rakyat dan menunjukkan pemihakan yang sungguh-sungguh pada pada ekonomi rakyat. Yang membedakan sistem ekonomi kerakayatan dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada filosofi pengelolaannya yang ditujukan untuk kemanfaatan bersama rakyat bukan kepentingan individual seperti dalam sistem ekonomi kapitalis.

Gagasan ekonomi kerakayatan ini dimunculkan oleh para ekonom Indonesia akibat gagalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam mengadopsi sistem ekonomi negara-negara maju seperti Eropa. Penerapan teori pertumbuhan ekonomi yang membawa kesuksesan di Eropa ternyata berbeda dampaknya dengan negara berkembang seperti di Indonesia. Pondasi sistem ekonomi Indonesia dibangun berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Peran ekonomi kerakyatan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia begitu nyata terlihat pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1997, dimana sektor ekonomi riil yang berbasiskan kerakyatan menjadi penyelamat pertumbuhan ekonomi saat itu. Para pelaku ekonomi kerakyatan di bidang pertanian dan agribisnis seperti petani, UKM, dan peternak menjadi sangat penting. Ketika usaha korporasi mengalami gulung tikar dan jumlah pengangguran meningkat maka sektor riil kerakayatan inilah menjadi tulung punggung perekonomian saat itu.
Filosofi ekonomi kerakyatan sebenarnya sudah lama dikembangkan oleh Bung Hatta dalam upaya mengurangi dominasi asing dan meningkatkan ekonomi semua lapisan masyarakat dari bawah sampai atas. Salah satu bentuk ekonomi kerakyatan riil yang dikembangkan oleh Bung Hatta adalah koperasi. Dimana koperasi menjadi bentuk sistem ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan falsafah kepribadian bangsa. Eksistensi ekonomi kerakyatan semakin diperkuat dalam pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan. Kekeluargaan disini adalah prinsip dari ekonomi kerakyatan. Ditambahkan juga kedalam sila keempat pancasila yang menggunakan prinsip kerakyatan sebagai bagian dari dari demokrasi ekonomi. Ekonomi kerakyatan di Indonesia merupakan pondasi kekuatan pembangunan ekonomi nasional yang seharusnya dibangun dan difasilitasi dalam perkembangannya. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan falsafah kepribadian bangsa Indonesia yang seharusnya eksistensinya dapat dipertahankan menjadi jati diri ekonomi bangsa.
Di era globalisasi saat ini tantangan pembangunan ekonomi kerakyatan semakin besar. Arus kapitalisasi, korporasi dan perdagangan bebas menuntut para pelaku ekonomi kerakyatan saat ini untuk bertindak adaptif dalam menghadapinya. Terjangan kapitalisasi, pengembangan usaha multinasional beristem korporasi dan kebijakan perdagangan bebas memang tidak bisa dihindari sebagai bagian arus ekonomi global saat ini. Dan jika sistem ekonomi kerakyatan maupun pelaku ekonomi kerakayatan ini tidak segera menyesuaikan diri akan tergilas oleh derasnya arus kapitalisasi sebagai bentuk penjajahan ekonomi saat ini. Pemerintah selaku regulator harus mampu menjawab tantangan ini tidak selamanya harus dengan membuat kebijakan yang bersifat preventif melindungi akan tetapi juga mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan di setiap daerah untuk mampu berkembang menjadi keunggulan kompetitif yang siap bersaing menghadapi arus globalisasi. Adanya pengembangan ekonomi lokal berbasiskan sumberdaya dan kreatifitas, pelestarian kearifan lokal dan konsep OVOP – one village one product harusnya menjadi kebijakan tersendiri pemerintah pusat maupun daerah dalam mengembangkan eksistensi ekonomi kerakyatan. Demikian juga halnya dengan para pelaku ekonomi kerakyatan seperti petani dan UKM diharapkan mampu mengembangkan pasar dan kreatifitasnya untuk dapat bersaing ditingkat global. Adopsi teknologi informasi dalam upaya membangun kinerja dan membangun network-jejaring menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan saat ini. Kelemahan SDM para pelaku ekonomi mikro-kerakyatan yang masih berorientasi traditional market harusnya dapat dirubah menjadi orientasi global market. Serbuan produk dan jasa asing yang kemudian mengubah perilaku dan gaya hidup konsumen saat ini harusnya dapat dilihat oleh para pelaku ekonomi kerakyatan bukan sebagai hambatan akan tetapi tantangan untuk memasuki zona pasar baru dalam mengembangkan produk dan jasanya. Pengembangan kualitas mutu, branding, penguasaan informasi, orientasi pasar global dan sistem manajemen korporasi hendaknya dapat diadopsi oleh para pelaku ekonomi kerakyatan di negeri ini. Para pelaku ekonomi berbasiskan sumberdaya kerakayatan ini nantinya diharapkan tidak saja menjadi tuan rumah ekonomi di negeri sendiri juga mampu mengembangkan ekspansinya ke pasar global.
Prinsip dan nilai ekonomi kerakyatan yang bersumberkan dari kekuatan rakyat harus mampu bertahan di negeri sendiri sebagai jati diri ekonomi bangsa. Sudah seharusnya negeri ini mulai berpikir pembangunan ekonomi jangka panjang yang tidak selamanya berpikir menggantungkan pada dominasi asing. Eksistensi ekonomi kerakayatan ini menjadi sangat penting dan krusial dalam mensejahterakan ekonomi semua lapisan masyarakat. Terlebih di saat krisis finansial global dan krisis moneter yang tengah terjadi di Eropa dan Amerika saat ini, peran sektor mikro – kerakyatan sangat berarti sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sudah seharusnya kemandirian ekonomi melalui pengembangan ekonomi berbasiskan kerakyatan menjadi wacana dan implementasi pembangunan ekonomi bangsa. Tingginya pertumbuhan ekonomi secara agregat-makro bukanlah tujuan akhir akan tetapi yang lebih penting adalah pemerataan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi di sektor riil berbasiskan kerakyatan karena disanalah mayoritas masyarakat bangsa ini menggantungkan hidupnya.



Ekonomi liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal. Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional. Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal: Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow. Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi, efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung. Ekonomi Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction). Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk seluruh penduduk. Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan. Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa contoh pendekatan teori Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis), kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal. Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional. Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal: Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow. Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi, efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung. Ekonomi Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction). Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk seluruh penduduk. Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan. Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa contoh pendekatan teori Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis), kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal. Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional. Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal: Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow. Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi, efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung. Ekonomi Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction). Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk seluruh penduduk. Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan. Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa contoh pendekatan teori Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis), kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal. Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional. Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal: Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow. Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi, efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung. Ekonomi Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction). Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk seluruh penduduk. Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan. Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa contoh pendekatan teori Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis), kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5

0 Response to "Kekuatan dan Pelaku dalam Perekonomian Global | prakaryakewirausahaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel