Kekuatan dan Pelaku dalam Perekonomian Global | prakaryakewirausahaan
August 05, 2016
Add Comment
KEKUATAN DAN PELAKU DALAM PEREKONOMIAN GLOBAL
Ekonomi
liberal Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David
ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh pengikutnya
seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem ekonomi klasik
tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang
dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik.
Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut
sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem
ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham
perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan
ekonomi proteksionisme. Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving
freely. Dalam bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai
bebas atau kebebasan.
Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini yang
memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau unit-unit
perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan mereka masing-masing
dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu di beri kebebasan untuk
menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya
alam, tenaga kerja ataupun modal.
Strategi besar yang di tawarkan oleh teori
liberal terbagi dua yaitu: High economic growt, menurut pandangan ini
pertumbuhan yang tinggi akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat
(tricle down effect). Internasional free trade, dengan adanya intenasional free
trade, diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari
negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.
Ciri – ciri
teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu: Pengakuan yang luas terhadap
hak-hak pribadi. Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar. Motif penggerak
roda perekonomian adalah motif laba. Beberapa contoh penting teori liberal:
Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse. Teori pertumbuhan ekonomi lewat
perdagangan internasional. Teori neo-liberal. Teori lepas landas Rostow.
Kekuatan teori liberal: Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau
pelaku ekonomi untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan
entrepreneurship. Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi,
efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good governance) di
tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun pemerintah dan negara
pada umumnya. Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang
mampu mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk
input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi maupun
politik. Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu
dan teknologi untuk segala macam kehidupan. Teori liberal manjamin kebebasan,
pluralitas dan supermasi hukum dalam politik serta mendorong regulasi dan
standarlisas dalam output ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Kelemahan teori liberal: Teori liberal bias
terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah sukses negara industri maju
di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula dari renaisains yang ada di sana. Bergitu
pula dengan Amerika serikat yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan
teori liberal di negara berkembang secara total tanpa ada analisis kesesuaian
dengan kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan
keterpurukan bagi negara berkembang tersebut. Pendekatan yang di pakai dalam
teori liberal adalah pendekatan lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam
rekayasa sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan begitu, teori liberal
mengabaikan kondisi historis – struktural di negara sedang berkembang. Teori
liberal sering menghancurkan nilai lokal, terdisional dan peran agama serta
dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga besar, remasuk
menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada orang tua). Selain
itu, penerapan teori liberal sering kali juga menghilangkan adanya kearifan
lokal, tradisional dan motivasi serta solidaritas sosial berbasis agama. Teori
liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling percaya yang
berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam pencapain prestasi
ekonomi maupun politik. Adanya over optimistik dari teori liberal dalam
peramalan ekonomi maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di
dalam aplikasi teori. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi
sering bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan
kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung. Ekonomi
Radikal Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap teori
liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di barat.
Teori
ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Para penggagas
teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada kritikan-kritikan atas
sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri teori liberal. Menurut Karl Mars
yang merupakan bapak pendiri dari teori radikal (marxisme – komunisme) sistem
liberal adalah sistem yang buruk dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya
nanti pasti akan mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction).
Ciri-ciri teori Radikal: Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado
dasar terciptanya pembangunan sosialisme-komunisme. Lebih mengutamakan rasa
kebersamaan atau kolektifisme. Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada
motif laba atau kepentinggan pribadi. Teori sosialisme-demokrat, yakni teori
yang mendasari adanya pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state
model). Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik
modal. Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk
seluruh penduduk.
Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan.
Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah. Peran
negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama menjadi instrumen utuk
mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa contoh pendekatan teori
Radikal: Teori surplus values. Teori dependensia (teori neo-marxisme). Teori
sosialisme demokrat. Teori imperialisme atau neo-imperialisme. Keunggulan teori
Radikal: Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan
bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap
neoliberalisme-kapitalisme. Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan
pemerataan dan keadilan sosial.
Menurut teori radikal, kebebasan yang di
berikan dalam sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi
kaum kapitalis terhadap kaum buruh. Banyak memberikan inspirasi untuk
memperbaikan dalam kontes kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya
kritikan dari teori radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan
mengakumulasikan modal menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya
peningkatan terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat
eksploitasi kaum kapitalis. Sangat mampu menjelaskan perspektif struktural baik
dalam rangka membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan Kelemahan
teori Radikal: Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis),
kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat) kurang mempertimbangkan
kondisi struktural negara sedang berkembang. Ramalan bahwa kapitalisme akan
mengalami self destruction tidak terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana. Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak mungkin
menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah sebahagian. Bahkan
ketergantungan hilang serta sebahgian negara berkembang mampu menjadi eksportir
kapital dan teknologi yang besar.
Ekonomi kerakyatan merupakan sistem
ekonomi yang berpusat pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana dalam
pengelolaan sumberdayanya lebih diperankan oleh rakyat sendiri secara
bersama dan swadaya dalam kegiatan ekonominya. Menurut Prof. Mubyarto,
sistem ekonomi kerakayatan ini didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan, kedaulatan rakyat dan menunjukkan pemihakan
yang sungguh-sungguh pada pada ekonomi rakyat. Yang membedakan sistem
ekonomi kerakayatan dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada filosofi
pengelolaannya yang ditujukan untuk kemanfaatan bersama rakyat bukan
kepentingan individual seperti dalam sistem ekonomi kapitalis.
Gagasan ekonomi kerakayatan ini
dimunculkan oleh para ekonom Indonesia akibat gagalnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam mengadopsi sistem ekonomi negara-negara maju
seperti Eropa. Penerapan teori pertumbuhan ekonomi yang membawa
kesuksesan di Eropa ternyata berbeda dampaknya dengan negara berkembang
seperti di Indonesia. Pondasi sistem ekonomi Indonesia dibangun
berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Peran ekonomi kerakyatan dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia begitu nyata terlihat pada saat
terjadinya krisis moneter tahun 1997, dimana sektor ekonomi riil yang
berbasiskan kerakyatan menjadi penyelamat pertumbuhan ekonomi saat itu.
Para pelaku ekonomi kerakyatan di bidang pertanian dan agribisnis
seperti petani, UKM, dan peternak menjadi sangat penting. Ketika usaha
korporasi mengalami gulung tikar dan jumlah pengangguran meningkat maka
sektor riil kerakayatan inilah menjadi tulung punggung perekonomian saat
itu.
Filosofi ekonomi kerakyatan sebenarnya
sudah lama dikembangkan oleh Bung Hatta dalam upaya mengurangi dominasi
asing dan meningkatkan ekonomi semua lapisan masyarakat dari bawah
sampai atas. Salah satu bentuk ekonomi kerakyatan riil yang dikembangkan
oleh Bung Hatta adalah koperasi. Dimana koperasi menjadi bentuk sistem
ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan falsafah kepribadian bangsa.
Eksistensi ekonomi kerakyatan semakin diperkuat dalam pasal 33 UUD 1945
yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azaz kekeluargaan. Kekeluargaan disini adalah prinsip dari
ekonomi kerakyatan. Ditambahkan juga kedalam sila keempat pancasila
yang menggunakan prinsip kerakyatan sebagai bagian dari dari demokrasi
ekonomi. Ekonomi kerakyatan di Indonesia merupakan pondasi kekuatan
pembangunan ekonomi nasional yang seharusnya dibangun dan difasilitasi
dalam perkembangannya. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan falsafah
kepribadian bangsa Indonesia yang seharusnya eksistensinya dapat
dipertahankan menjadi jati diri ekonomi bangsa.
Di era globalisasi saat ini tantangan
pembangunan ekonomi kerakyatan semakin besar. Arus kapitalisasi,
korporasi dan perdagangan bebas menuntut para pelaku ekonomi kerakyatan
saat ini untuk bertindak adaptif dalam menghadapinya. Terjangan
kapitalisasi, pengembangan usaha multinasional beristem korporasi dan
kebijakan perdagangan bebas memang tidak bisa dihindari sebagai bagian
arus ekonomi global saat ini. Dan jika sistem ekonomi kerakyatan maupun
pelaku ekonomi kerakayatan ini tidak segera menyesuaikan diri akan
tergilas oleh derasnya arus kapitalisasi sebagai bentuk penjajahan
ekonomi saat ini. Pemerintah selaku regulator harus mampu menjawab
tantangan ini tidak selamanya harus dengan membuat kebijakan yang
bersifat preventif melindungi akan tetapi juga mengembangkan potensi
ekonomi kerakyatan di setiap daerah untuk mampu berkembang menjadi
keunggulan kompetitif yang siap bersaing menghadapi arus globalisasi.
Adanya pengembangan ekonomi lokal berbasiskan sumberdaya dan
kreatifitas, pelestarian kearifan lokal dan konsep OVOP – one village one product
harusnya menjadi kebijakan tersendiri pemerintah pusat maupun daerah
dalam mengembangkan eksistensi ekonomi kerakyatan. Demikian juga halnya
dengan para pelaku ekonomi kerakyatan seperti petani dan UKM diharapkan
mampu mengembangkan pasar dan kreatifitasnya untuk dapat bersaing
ditingkat global. Adopsi teknologi informasi dalam upaya membangun
kinerja dan membangun network-jejaring menjadi hal yang tidak bisa
dihindarkan saat ini. Kelemahan SDM para pelaku ekonomi mikro-kerakyatan
yang masih berorientasi traditional market harusnya dapat dirubah
menjadi orientasi global market. Serbuan produk dan jasa asing yang
kemudian mengubah perilaku dan gaya hidup konsumen saat ini harusnya
dapat dilihat oleh para pelaku ekonomi kerakyatan bukan sebagai hambatan
akan tetapi tantangan untuk memasuki zona pasar baru dalam
mengembangkan produk dan jasanya. Pengembangan kualitas mutu, branding,
penguasaan informasi, orientasi pasar global dan sistem manajemen
korporasi hendaknya dapat diadopsi oleh para pelaku ekonomi kerakyatan
di negeri ini. Para pelaku ekonomi berbasiskan sumberdaya kerakayatan
ini nantinya diharapkan tidak saja menjadi tuan rumah ekonomi di negeri
sendiri juga mampu mengembangkan ekspansinya ke pasar global.
Prinsip dan nilai ekonomi kerakyatan yang
bersumberkan dari kekuatan rakyat harus mampu bertahan di negeri
sendiri sebagai jati diri ekonomi bangsa. Sudah seharusnya negeri ini
mulai berpikir pembangunan ekonomi jangka panjang yang tidak selamanya
berpikir menggantungkan pada dominasi asing. Eksistensi ekonomi
kerakayatan ini menjadi sangat penting dan krusial dalam mensejahterakan
ekonomi semua lapisan masyarakat. Terlebih di saat krisis finansial
global dan krisis moneter yang tengah terjadi di Eropa dan Amerika saat
ini, peran sektor mikro – kerakyatan sangat berarti sebagai tulang
punggung perekonomian nasional. Sudah seharusnya kemandirian ekonomi
melalui pengembangan ekonomi berbasiskan kerakyatan menjadi wacana dan
implementasi pembangunan ekonomi bangsa. Tingginya pertumbuhan ekonomi
secara agregat-makro bukanlah tujuan akhir akan tetapi yang lebih
penting adalah pemerataan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi di
sektor riil berbasiskan kerakyatan karena disanalah mayoritas masyarakat
bangsa ini menggantungkan hidupnya.
Ekonomi liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David
ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh
pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem
ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses)
alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan
penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi
(globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar
bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era
globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi
proteksionisme.
Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam
bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas
atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini
yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau
unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan
mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu
di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang
berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal.
Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu:
High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi
akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect).
Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade,
diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari
negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.
Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu:
Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi.
Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar.
Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba.
Beberapa contoh penting teori liberal:
Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse.
Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional.
Teori neo-liberal.
Teori lepas landas Rostow.
Kekuatan teori liberal:
Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi
untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan
entrepreneurship.
Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi,
efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good
governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun
pemerintah dan negara pada umumnya.
Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu
mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk
input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi
maupun politik.
Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu
dan teknologi untuk segala macam kehidupan.
Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum
dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output
ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Kelemahan teori liberal:
Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah
sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula
dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat
yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di
negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan
kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan
keterpurukan bagi negara berkembang tersebut.
Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan
lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi,
maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi
historis – struktural di negara sedang berkembang.
Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran
agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga
besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada
orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga
menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta
solidaritas sosial berbasis agama.
Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling
percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam
pencapain prestasi ekonomi maupun politik.
Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi
maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam
aplikasi teori.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering
bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan
kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung.
Ekonomi Radikal
Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap
teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di
barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi.
Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada
kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri
teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori
radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk
dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan
mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction).
Ciri-ciri teori Radikal:
Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya
pembangunan sosialisme-komunisme.
Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme.
Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau
kepentinggan pribadi.
Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya
pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model).
Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik
modal.
Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk
seluruh penduduk.
Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan.
Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah.
Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama
menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa contoh pendekatan teori Radikal:
Teori surplus values.
Teori dependensia (teori neo-marxisme).
Teori sosialisme demokrat.
Teori imperialisme atau neo-imperialisme.
Keunggulan teori Radikal:
Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan
bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap
neoliberalisme-kapitalisme.
Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan
keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam
sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum
kapitalis terhadap kaum buruh.
Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes
kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori
radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal
menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan
terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat
eksploitasi kaum kapitalis.
Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka
membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan
Kelemahan teori Radikal:
Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis),
kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat)
kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang
Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak
terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana
Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak
mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah
sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara
berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David
ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh
pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem
ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses)
alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan
penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi
(globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar
bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era
globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi
proteksionisme.
Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam
bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas
atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini
yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau
unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan
mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu
di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang
berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal.
Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu:
High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi
akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect).
Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade,
diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari
negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.
Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu:
Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi.
Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar.
Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba.
Beberapa contoh penting teori liberal:
Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse.
Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional.
Teori neo-liberal.
Teori lepas landas Rostow.
Kekuatan teori liberal:
Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi
untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan
entrepreneurship.
Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi,
efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good
governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun
pemerintah dan negara pada umumnya.
Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu
mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk
input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi
maupun politik.
Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu
dan teknologi untuk segala macam kehidupan.
Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum
dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output
ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Kelemahan teori liberal:
Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah
sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula
dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat
yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di
negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan
kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan
keterpurukan bagi negara berkembang tersebut.
Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan
lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi,
maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi
historis – struktural di negara sedang berkembang.
Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran
agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga
besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada
orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga
menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta
solidaritas sosial berbasis agama.
Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling
percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam
pencapain prestasi ekonomi maupun politik.
Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi
maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam
aplikasi teori.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering
bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan
kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung.
Ekonomi Radikal
Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap
teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di
barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi.
Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada
kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri
teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori
radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk
dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan
mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction).
Ciri-ciri teori Radikal:
Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya
pembangunan sosialisme-komunisme.
Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme.
Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau
kepentinggan pribadi.
Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya
pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model).
Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik
modal.
Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk
seluruh penduduk.
Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan.
Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah.
Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama
menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa contoh pendekatan teori Radikal:
Teori surplus values.
Teori dependensia (teori neo-marxisme).
Teori sosialisme demokrat.
Teori imperialisme atau neo-imperialisme.
Keunggulan teori Radikal:
Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan
bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap
neoliberalisme-kapitalisme.
Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan
keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam
sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum
kapitalis terhadap kaum buruh.
Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes
kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori
radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal
menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan
terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat
eksploitasi kaum kapitalis.
Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka
membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan
Kelemahan teori Radikal:
Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis),
kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat)
kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang
Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak
terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana
Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak
mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah
sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara
berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David
ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh
pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem
ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses)
alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan
penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi
(globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar
bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era
globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi
proteksionisme.
Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam
bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas
atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini
yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau
unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan
mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu
di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang
berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal.
Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu:
High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi
akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect).
Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade,
diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari
negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.
Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu:
Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi.
Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar.
Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba.
Beberapa contoh penting teori liberal:
Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse.
Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional.
Teori neo-liberal.
Teori lepas landas Rostow.
Kekuatan teori liberal:
Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi
untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan
entrepreneurship.
Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi,
efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good
governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun
pemerintah dan negara pada umumnya.
Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu
mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk
input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi
maupun politik.
Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu
dan teknologi untuk segala macam kehidupan.
Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum
dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output
ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Kelemahan teori liberal:
Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah
sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula
dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat
yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di
negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan
kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan
keterpurukan bagi negara berkembang tersebut.
Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan
lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi,
maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi
historis – struktural di negara sedang berkembang.
Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran
agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga
besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada
orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga
menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta
solidaritas sosial berbasis agama.
Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling
percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam
pencapain prestasi ekonomi maupun politik.
Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi
maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam
aplikasi teori.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering
bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan
kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung.
Ekonomi Radikal
Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap
teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di
barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi.
Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada
kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri
teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori
radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk
dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan
mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction).
Ciri-ciri teori Radikal:
Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya
pembangunan sosialisme-komunisme.
Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme.
Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau
kepentinggan pribadi.
Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya
pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model).
Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik
modal.
Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk
seluruh penduduk.
Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan.
Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah.
Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama
menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa contoh pendekatan teori Radikal:
Teori surplus values.
Teori dependensia (teori neo-marxisme).
Teori sosialisme demokrat.
Teori imperialisme atau neo-imperialisme.
Keunggulan teori Radikal:
Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan
bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap
neoliberalisme-kapitalisme.
Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan
keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam
sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum
kapitalis terhadap kaum buruh.
Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes
kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori
radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal
menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan
terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat
eksploitasi kaum kapitalis.
Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka
membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan
Kelemahan teori Radikal:
Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis),
kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat)
kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang
Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak
terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana
Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak
mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah
sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara
berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Ekonomi liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats, David
ricardo, T. R Malthus dan kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh
pengikutnya seperti W.W Rostow, Harold dan Dommar, serta lainnya. Sistem
ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses)
alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan
penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi
(globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar
bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era
globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi
proteksionisme.
Dalam kamus oxford, liberal di artikan sebagai giving freely. Dalam
bahasa Indonesia, liberal secara mudah dapat di artikan sebagai bebas
atau kebebasan. Penamaan liberal tersebut tidak terlepas dari teori ini
yang memberikan kebebasan yang besar bagi individu-individu atau
unit-unit perekonomian untuk melakukan hal terbaik bagi kepentingan
mereka masing-masing dalam sistem perekonomian liberal, setiap individu
di beri kebebasan untuk menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang
berupa tanah atau sumber daya alam, tenaga kerja ataupun modal.
Strategi besar yang di tawarkan oleh teori liberal terbagi dua yaitu:
High economic growt, menurut pandangan ini pertumbuhan yang tinggi
akan menimbulkan tetesan kebawah bagi masyarakat (tricle down effect).
Internasional free trade, dengan adanya intenasional free trade,
diharapkan terjadi transfer of capital, technology and know how dari
negara maju ke negara berkembang melalui perusahaan multinasional.
Ciri – ciri teori liberal secara garis besar ada 3 yaitu:
Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi.
Perekonomian di atur menurut mekanisme pasar.
Motif penggerak roda perekonomian adalah motif laba.
Beberapa contoh penting teori liberal:
Teori lingkar setan kemiskinan Ragnar Nurkse.
Teori pertumbuhan ekonomi lewat perdagangan internasional.
Teori neo-liberal.
Teori lepas landas Rostow.
Kekuatan teori liberal:
Teori ini sangat memberi ruang bagi individu atau pelaku ekonomi
untuk berfikir, bertindak dan berperilaku kreatif, inovatif dan
entrepreneurship.
Teori liberal sangat menekankan terhadap prinsip efesiensi,
efektifitas dan bertata kolola bersih serta baik (clean and good
governance) di tingkat individu, pelaku ekonomi atau perusahaan maupun
pemerintah dan negara pada umumnya.
Teori liberal sangat menekankan kepada adanya persaingan yang mampu
mendorong kepada kualitas tinggi, pemikiran dan aksi, baik dalam bentuk
input, proses, outcome dan output dalam mata rantai kegiatan ekonomi
maupun politik.
Teori liberal memberi iklim pengembangan dan pemamfaatan riset, ilmu
dan teknologi untuk segala macam kehidupan.
Teori liberal manjamin kebebasan, pluralitas dan supermasi hukum
dalam politik serta mendorong regulasi dan standarlisas dalam output
ekonomi dalam rangka pencapain demokrasi politik dan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Kelemahan teori liberal:
Teori liberal bias terhadap pengalaman-pengalaman, sejarah dan kisah
sukses negara industri maju di barat. Dimana kesuksesan eropa bermula
dari renaisains yang ada di sana. Bergitu pula dengan Amerika serikat
yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Penerapan teori liberal di
negara berkemban secara total tanpa ada analisis kesesuaian dengan
kondisi negara berkembang yang bersangkutan, akan menyebabkan
keterpurukan bagi negara berkembang tersebut.
Pendekatan yang di pakai dalam teori liberal adalah pendekatan
lineare, penyeragaman dan homogenisasi dalam rekayasa sosial, ekonomi,
maupun politik. Dengan begitu, teori liberal mengabaikan kondisi
historis – struktural di negara sedang berkembang.
Teori liberal sering menghancurkan nilai loka, terdisional dan peran
agama serta dampaknya menghilangkan nilai extended family (keluarga
besar, remasuk menghilangkan kesucian pernikahan dan penghormatan kepada
orang tua). Selain itu, penerapan teori liberal sering kali juga
menghilangkan adanya kearifan lokal, tradisional dan motivasi serta
solidaritas sosial berbasis agama.
Teori liberal kurang menggapresiasi prinsip kerja sama dan saling
percaya yang berbasis kepada hubungan sosial dan spiritual baik dalam
pencapain prestasi ekonomi maupun politik.
Adanya over optimistik dari teori liberal dalam peramalan ekonomi
maupun politik yang sering bertentangan hasil-hasil rill di dalam
aplikasi teori.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta indistrialisasi sering
bersamaan dengan terjadinya kemiskinan, pengganguran, ketimpangan dan
kerusakan ekologis yang parah serta utang luar negeri yang menggunung.
Ekonomi Radikal
Teori radikal sebenarnya muncul sebagai keritikan terhadap
teori liberal yang sudah lebih dahulu di terapkan di dunia terutama di
barat. Teori ini bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi.
Para penggagas teori radikal membangun teorinya berdasarkan kepada
kritikan-kritikan atas sistem yang di sampaikan kaum klasik pendiri
teori liberal. Menurut Karl Mars yang merupakan bapak pendiri dari teori
radikal (marxisme – komunisme) sistem liberal adalah sistem yang buruk
dan sudah busuk dari dalam yang pada akhirnya nanti pasti akan
mengalamin proses kehancuran dari dalam (self destruction).
Ciri-ciri teori Radikal:
Teori marxisme-komunisme, yakni teori yang menjado dasar terciptanya
pembangunan sosialisme-komunisme.
Lebih mengutamakan rasa kebersamaan atau kolektifisme.
Lebih mementingkan unsur kooperatif dari pada motif laba atau
kepentinggan pribadi.
Teori sosialisme-demokrat, yakni teori yang mendasari adanya
pembangunan model negara kesejahteraan (welfare state model).
Adanya serikat buruh yang kuat yang mampu menghadapi kaum pemilik
modal.
Pembentukan sistem penjamin sosial (sosial security sistem) untuk
seluruh penduduk.
Penerapan pajak progresif bagi perusahaan dan perorangan.
Gerakan koperasi sebagai instrumen bagi masyarakan menengah kebawah.
Peran negara dan pasar berjalan seimbang berjalan bersama sama
menjadi instrumen utuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa contoh pendekatan teori Radikal:
Teori surplus values.
Teori dependensia (teori neo-marxisme).
Teori sosialisme demokrat.
Teori imperialisme atau neo-imperialisme.
Keunggulan teori Radikal:
Teori radikal merupakan teori kritik dan empirik paling tajam dan
bewibawa terhadap beroperasinya liberialisme-kapitalisme maupun terhadap
neoliberalisme-kapitalisme.
Teori radikal sangat konsem terhadap perwujudan pemerataan dan
keadilan sosial. Menurut teori radikal, kebebasan yang di berikan dalam
sistem ekonomi liberal telah menyebabkan terjadinya ekploitasi kaum
kapitalis terhadap kaum buruh.
Banyak memberikan inspirasi untuk memperbaikan dalam kontes
kapitalisme yang makin manusiawi. Dengan adanya kritikan dari teori
radikal, kebebasan individu dalam bertindak dan mengakumulasikan modal
menjadi sedikit bisa terkontrol dan menyebabkan adanya peningkatan
terhadap kesejahteraan kaum buruh yang selama ini menjadi alat
eksploitasi kaum kapitalis.
Sangat mampu menjelaskan perspektif truktural baik dalam rangka
membedah kelemahan maupun menyusun agenda perbaikan
Kelemahan teori Radikal:
Dalam sarat mencapai tujuan dengan cara revolusi (komunis),
kemeandirian (neo-mrxis) dan masyarakat egaliter (sosialis-demokrat)
kurang mempertimbangkan kondisi struktural negara sedang berkembang
Ramalan bahwa kapitalisme akan mengalai self destruction tidak
terbukti. Bahkan komunis runtuh dimana-mana
Ramalan teori ketergantungan bahwa negara-negara non barat tidak
mungkin menjalankan industrialisasi yang siknifikan terbantah
sebahagian. Bahkan ketergantungan hilang serta sebahgian negara
berkembang mampu menjadi eksportir kapital dan teknologi yang besar.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hamidhijauhitam/ekonomi-global-teori-kekuatan-dan-kelemahan_557c654428b0bd8426a39dd5
0 Response to "Kekuatan dan Pelaku dalam Perekonomian Global | prakaryakewirausahaan"
Post a Comment